Melatih Mental Anak Menjadi Mandiri untuk Menghadapi Masa Depan

Suratno, S.Pd.

Pak Darso adalah seorang guru tidak tetap (GTT) atau guru honorer di suatu madrasah pada tahun 2018 yang tidak jauh dari tempat tinggal. Istri Pak Darso juga bekerja sebagai guru di yayasan yaitu  Taman Kanak-Kanak. Keluarga Pak Darso hidup rukun damai dikaruniai seorang anak laki-laki dan  diberi nama Teteg, dan singkat cerita Teteg sekolah di Taman Kanak-kanak swasta di tempat ibunya mengajar tepatnya ke arah selatan, Ketika lulus dari taman kanak-kanak Teteg meneruskan sekolah dasar negeri juga tidak jauh dari rumahnya bisa dikatakan terletak di pedesaan dan terletak di kaki bukit daerah persawahan dengan jarak dari rumah ke arah barat sekitar 1 km . Setelah lulus dari SD Negeri Teteg melanjutkan di SMP Negeri juga tidak jauh dari rumahnya, tepatnya ke arah timur juga sekitar 1 km dari tempat tinggal Teteg, setelah lulus dari SMP Teteg melanjutkan di SMA Negeri juga georafisnya pegunungan sekitar 5 km dari tempat tinggalnya. Teteg tidak pernah merasa malu walaupun sekolahnya selalu di pedesaan bahkan di pegunungan yang jauh dari keramaian kota. Sering kali Teteg dari SD sampai SMA meminta ibunya untuk dibuatkan sego kucing untuk dijual kepada teman-temannya atau kekantin, Teteg tidak malum alu untuk menawarkan dagangannya bahkan merasa senang karena dapat mendapatkan uang jajan sendiri.

Pada tahun 2017 Teteg lulus SMA dan mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri. Pada saat pengumuman Teteg diterima sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta. Dan pada saat menunggu pengumuman di perguruan tinggi, Teteg juga mendaftar sebagai driver ojol sepeda motor karena terinspirasi ayahnya yaitu Pak Darso yang juga sebagai driver ojol di saat ada waktu luang setelah mengajar dari madrasah. Dalam hasil  bekerja pendapatan Pak Darso sekeluarga dibilang pas-pasan, tetapi Pak Darso tidak patah semangat untuk menyukseskan anak semata wayang. Kebutuhan hidup akan bertambah itu sudah dalam bayangan Pak Darso. Selama Pak Darso sebagai driver ojol sepeda motor dan Teteg sebagai ojol sepeda motor yang dengan ikhlas, bersabar serta berdoa menekuni pekerjaan  sampingan sebagai ojol berjalan dengan lancar dan rezekipun bertambah.

Setiap ada waktu luang dari kota kecil dan tinggal di bawah kaki bukit dan di pinggir sungai Pak Darso dan Teteg selalu pergi ke kota Yoyakarta untuk mencari orderan, dengan jiwa yang semangat dan gigih untuk mencari rezeki supaya bisa menabung. Terasa capek memang karena mengantar orderan yang selalu terkena panas sinarnya matahari dan hujan. Pak Darso bekerja sampingan  sebagai ojol sepeda motor selama sembilan bulan. Setelah itu dengan modal tabungan yang Pak Darso yang dapatkan dia beranikan diri untuk pindah sebagai driver online atau taksi online. Pada tahun 2018 Pak Darso pindah menjadi driver taksi online dan rezekipun semakin bertambah lancar. Pak Darso selalu bersyukur alhamdulillah karena  diberi kemudahan rezeki.

Begitu juga Teteg yang setiap pagi kuliah menuju ke kampus dengan menaiki sepeda motor dengan jarak yang wajar sekitar 20 km dari rumahnya, maka tidak heran ketika ada waktu luang di kampus, Teteg berusaha mengaktifkan aplikasi driver onlinenya, yang kadang sekedar mengantar makanan, mengantar barang, dan juga mengantar penumpang (orang). Walaupun pendapatan belum seberapa yang penting bisa untuk membantu meringankan beban biaya orang tua. Seiring berjalannya waktu, ketika Pak Darso ada waktu luang (sehabis mengajar) seperti biasanya menuju ke Yogya untuk mencari orderan dengan aplikasi Gocar dan Grab, dan pada suatu hari Pak Darso dalam perjalanan sedang membawa penumpang, Pak Darso melihat Teteg duduk berteduh dipinggir jalan dengan motornya dan bahkan pernah Pak Darso melihat Teteg sedang tidur diatas motor, dalam hati Pak Darso bisa merasakan sekali pasti Teteg sangat ngantuk dan capek. Apa boleh buat ketika seorang ojol yang lagi menunggu orderan dan masuk di aplikasi handponenya dengan keadaan capek atau lelah dan ngantuk itu pasti dirasakan oleh mereka dalam bekerja. Ketika pada saat hujan turun Pak Darso dan Teteg menjalankan pekerjaan akan terasa ramai sekali orderan yang menunggu, Pak Darso merasa gembira karena dalam menjalankan orderan tidak kehujanan, beda sama Teteg ketika hujan dalam menjalankan orderan jadi ada tantangan tersendiri karena cuma memakai jas hujan dan terasa ribet dan tidak nyaman. Ketika panas terik matahari, Pak Darso tetap merasakan nyaman karena ada dalam kabin ber- AC. Berbeda dengan Teteg yang ketika panas akan semakin letih. Tetapi dengan jiwa yang semangat kuliah dan kerja sampingan sebagai  , Teteg dapat mengumpulkan uang hasil ojol, yang dipakai untuk uang saku kuliah dan tidak pernah minta uang kepada orang tuanya yaitu Pak Darso.

Beberapa waktu kemudian Pak Darso punya inisiatif untuk membelikan sebuah mobil dengan uang yang didapatkan selama bekerja sebagai driver taksi online, dengan tujuan supaya anaknya dapat kuliah dengan membawa mobil dan sekalian untuk taksi online di saat ada waktu luang. Teteg sangat gembira sekali karena ketika kerja nanti sudah tidak kepanasan dan kehujanan lagi.  Tidak lama kemudian impian Pak Darsopun terwujud jadi kenyataan, dan kini Pak Darso dan Teteg punya pekerjaan sampingan yaitu sebagai driver taksi online. Beberapa bulan setelah bekerja sebagai driver taksi online, akhirnya Teteg bisa menabung dari hasil kerja yang sudah ia kumpulkan. Biaya kuliah memang masih ditanggung orang tuannya yaitu Pak Darso dan untuk biaya urusan pribadi bisa ditanggung sendiri dan bisa menyisihkan uang untuk membeli perabot rumah tangga sekedar membantu orang tua. Pada intinya selama Teteg kuliah tidak pernah minta uang saku kepada orang tuanya, Teteg sudah terbiasa mencari pendapatan sejak Sekolah Dasar. Jadi itulah didikan Pak Darso kepada anak semata Wayangnya.

Selama  masih kuliah Teteg sering mendapat orderan off line dan on line dengan senang hati Teteg menjalankan peerjaanya dengan tidak mengganggu waktu kuliahnya. Pada tahun 2022 tepat 5 tahun kuliah akhirnya bisa lulus kuliah dan mendapatkan gelar S.Pd. Tidak lama kemudian sekitar beberapa bulan Teteg mendapat kesempatan melamar sebagai guru honorer atau Guru Tidak Tetap di sebuah SMP Negeri. Walaupun gajinya belum seberapa Teteg bersyukur karena diberi kesempatan berjuang dan tetap semangat mengabdi sebagai guru. Pada tahun 2022 Pak Darso mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai peserta PPPK, dengan rasa senang dan selalu berdoa dan berharap supaya kesempatan dikabulkan. Dengan usia sudah tidak muda lagi Pak Darso tetap semangat belajar tentang soal-soal PPPK di youtube di saat habis mengantarkan penumpang walaupun belajar sambil di perjalanan untuk bekerja. Pada akhirnya ujian PPPK dimulai, dengan modal semangat, diiringi doa, dan pasrah Pak Darso mengerjakan soal dengan hati-hati dan tenang, tidak ketinggalan istri di rumahpun ikut mendoaakan perjuangan Pak Darso demi lolos ujian PPPK. Beberapa bulan kemudian akhirnya pengumuman  kelulusan PPPK, dengan perasaan tidak percaya Pak Darso lolos PPPK dengan nilai tertinggi daripada sainganya yang berjumlah 4 orang. Dan kini Pak Darso bekerja sebagai Guru PPPK ditempatkan tidak jauh dari tempat tinggalnya dan masih bekerja sebagai driver taksi online serta Teteg bekerja sebagai Guru Honorer di SMP Negeri dan juga masih bekerja sampingan sebagai driver taksi online.

Bagikan ke...

Lihat juga

Saat Itu Tangis Berhenti

Dra. Sri Haryati Sri Haryati sekarang guru IPS di MTs Negeri 3 Kulon Progo, mutasi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *